Akhirnya air mata ini gugur juga, setelah sejak sekian lama ditahan-tahan.
Saya tak tahan untuk terus berada di situ. Benarlah...Jiwa saya bukan untuk itu. Setelah lama cuba untuk memupuk rasa seronok dan semangat, ia masih gagal untuk hadir. Sekian lama saya bersikap optimis dan positif, saya masih gagal untuk mengakui itu adalah pilihan saya.
Saya tertekan. Saya tak mampu lagi untuk berlakon dan berselindung di sebalik layar penulisan blog ini. Saya manusia biasa, saya juga punya rasa. Saya berhak untuk berdukacita!
Allah...
Penatnya hari ini Tuhan saja yang tahu. Tak cukup ke hulu, saya ke hilir pula. Nak merungut, siapalah saya. Paling habis, saya hanya menangis. Cukuplah. Kalau tidak, kenapa air mata itu tercipta kalau bukan untuk dilimpahkan? Sudah lama ditahan, biarlah ia merintik hari ini.
Saya perlukan sokongan. Saya sedang jatuh ditimpa semangat sendiri yang selebar langit. Akal yang sejengkal pendek ini sedang tidak mampu untuk berfikir. Iman yang senipis kulit bawang pula sedang meronta-ronta minta pengukuhan.
Allah...
Tembok kekuatan saya bukanlah seteguh kubah Masjid Nabi! Kuatkan semangat saya, ingatkan saya akan janjiNya yang sangat membahagiakan!
p/s: menangislah...menangislah tanda kau juga punya perasaan, Dhiya!
Saya tak tahan untuk terus berada di situ. Benarlah...Jiwa saya bukan untuk itu. Setelah lama cuba untuk memupuk rasa seronok dan semangat, ia masih gagal untuk hadir. Sekian lama saya bersikap optimis dan positif, saya masih gagal untuk mengakui itu adalah pilihan saya.
Saya tertekan. Saya tak mampu lagi untuk berlakon dan berselindung di sebalik layar penulisan blog ini. Saya manusia biasa, saya juga punya rasa. Saya berhak untuk berdukacita!
Allah...
Penatnya hari ini Tuhan saja yang tahu. Tak cukup ke hulu, saya ke hilir pula. Nak merungut, siapalah saya. Paling habis, saya hanya menangis. Cukuplah. Kalau tidak, kenapa air mata itu tercipta kalau bukan untuk dilimpahkan? Sudah lama ditahan, biarlah ia merintik hari ini.
Saya perlukan sokongan. Saya sedang jatuh ditimpa semangat sendiri yang selebar langit. Akal yang sejengkal pendek ini sedang tidak mampu untuk berfikir. Iman yang senipis kulit bawang pula sedang meronta-ronta minta pengukuhan.
Allah...
Tembok kekuatan saya bukanlah seteguh kubah Masjid Nabi! Kuatkan semangat saya, ingatkan saya akan janjiNya yang sangat membahagiakan!
p/s: menangislah...menangislah tanda kau juga punya perasaan, Dhiya!
No comments